1. PENGERTIAN
Educational Research and Development biasa juga
disebut Research Based Development. Penelitian dan Pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Dalam bidang pendidikan, produk-produk
yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan
relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya kurikulum yang
spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media
pendidikan, buku ajar , modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi,
model uji kompetensi, penataan ruang kelas, , model unit produksi, Khusus dalam
bidang pengembangan kurikulum, para pengembang jarang menggunakan metode
penelitian dan pengembangan. Para pengembang kurikulum seringkali menggunakan
metode atau pendekatan filosofis dan akademik dan kurang memberikan perhatian
pada temuan-temuan empiris.
2.
TUJUAN
Tujuan
dari penelitian dan pengembangan dari bidang industri dan pendidikan adalah
sebagai berikut:
a.
Bidang Industri
Pada
awalnya, metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) mulai
diterapkan pada dunia industri dan merupakan ujung tombak dari suatu industri
dalam menghasilkan produk-poduk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4%
biaya digunakan untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang industri, bahkan
untuk bidang-bidang tertentu (komputer, farmasi) hampir melebihi 4% (Borg and
Hall:1989).
b.
Bidang Pendidikan
Dalam
bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang
jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk
pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan
tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar , modul, kompetensi
tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang
kelas, , model unit produksi, Khusus dalam bidang pengembangan kurikulum, para
pengembang jarang menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Para
pengembang kurikulum seringkali menggunakan metode atau pendekatan filosofis
dan akademik dan kurang memberikan perhatian pada temuan-temuan empiris.
3.
LANGKAH-LANGKAH
Langkah–langkah
Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
a. Identifikasi Tujuan (Identity
Instructional Goal(s)).
Tahap awal
model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar pebelajar dapat
melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program Instruksional. Tujuan
Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis
kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs
assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar pebelajar,
dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (Job Analysis), atau
dari persyaratan lain untuk instruksi baru. Langkah ini sangat sesuai dengan
kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya
dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar
dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
b. Melakukan Analisis Instruksional (Conduct
Instructional Analysis)
Langkah
ini, pertama mengklasifikasi tujuanke dalam ranah belajar Gagne, menentukan
langkah-demi-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan tujuan
tersebut (mengenali keterampilan bawahan / subordinat). Langkah terakhir
dalam proses analisis Instruksional adalah untuk menentukan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry
behaviors), yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai
Instruksional. Peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua
keterampilan yang telah diidentifikasi.
c. Analisis Pembelajar dan Lingkungan (Analyze
Learners and Contexts)
Langkah
ini melakukan analisis pembelajar, analisis konteks di mana mereka akan
belajar, dan analisis konteks di mana mereka akan menggunakannya. Keterampilan
pembelajar, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki pembelajar akan digunakan
untuk merancang strategi Instruksional.
d. Merumuskan Tujuan Performansi (Write
Performance Objectives)
Pernyataan-pernyataan
tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis
Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari,
kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja
yang sukses.
e. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop
Assessment Instruments).
Berdasarkan
tujuan performansi yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan
butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan
siwa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan
diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian
yang diminta.
f. Pengembangan Siasat Instruksional (Develop
Instructional Strategy).
Bagian-bagian
siasat Instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan belajar pebelajar
termasuk kegiatan praInstruksional, presentasi isi, partisipasi peserta didik,
penilaian, dan tindak lanjut kegiatan.
g.
Pengembangan atau Memilih Material
Instruksional (Develop and Select Instructional Materials).
Ketika
kita menggunakan istilah bahan Instruksional kita sudah termasuk segala bentuk
Instruksional seperti panduan guru, modul, overhead transparansi, kaset video,
komputer berbasis multimedia, dan halaman web untuk Instruksional jarak jauh.
maksudnya bahan memiliki konotasi.
h. Merancang dan Melaksanakan Penilaian
Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction).
Ada tiga
jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil,
dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang
berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan Instruksional. Teknik
serupa dapat diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau
Instruksional di kelas.
i. Revisi Instruksional (Revise
Instruction).
Strategi
Instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini dimasukkan
ke dalam revisi Instruksional untuk membuatnya menjadi alat Instruksional lebih
efektif.
j. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi
Sumatif (Design And Conduct Summative Evaluation).
Hasil-hasil
pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.
Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/
diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.
4.
MODEL-MODEL
Adapun
model-model penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:
a.
Model
Dick – Carey
Model Dick – Carey adalah model
desain Instruksional yang dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O
Carey. Model ini adalah salah satu dari model prosedural, yaitu model yang
menyarankan agar penerapan prinsip disain Instruksional disesuaikan dengan
langkah-langkah yang harus di tempuh secara berurutan. Model ini termasuk ke dalam model
prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
1) Mengidentifikasikan tujuan umum
pembelajaran.
2) Melaksanakan analisi pembelajaran
3) Mengidentifikasi tingkah laku
masukan dan karakteristik siswa
4) Merumuskan tujuan performansi
5) Mengembangkan butir–butir tes acuan
patokan
6) Mengembangkan strategi pembelajaran
7) Mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran
8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi
formatif
9) Merevisi bahan pembelajaran
10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi
sumatif.
b.
Versi
Borg and Gall
Menurut Borg and Gall (1989:782),
yang dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan adalah “a process
used develop and validate educational product”. Kadang-kadang penelitian
ini juga disebut ‘research based development’, yang muncul sebagai
strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk
mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and
Development juga bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru
melalui ‘basic research’, atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
khusus tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui ‘applied research’,
yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Dalam penelitian
ini Research and Development dimanfaatkan untuk menghasilkan model
pelatihan keterampilan sebagai upaya pemberdayaan, sehingga kemampuan
masyarakat petani dalam berusaha dapat berkembang.
c.
Versi
4D
Metode pengembangan (Development
Research) dengan menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D model).
Adapun tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap
perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap ujicoba
(disseminate). Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini baru sampai pada
tahap pengembangan (develop).
d.
Versi
ADDIE
Ada satu
model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an
yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu
menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan
yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini
menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1) Analysis (analisa)
2) Design (disain / perancangan)
3) Development (pengembangan)
4) Implementation (implementasi/eksekusi)
5) Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
5.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
a.
Kelebihan
1)
Pendekatan
R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang memiliki nilai validasi
tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui serangkaian uji coba di
lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2)
Pendekatan
R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti /
memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga diharapkan akan
ditemukan produk-produk / model-model yang selalu actual sesuai dengan tuntutan
kekinian
3)
Pendekatan
R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan
penelitian yang bersifat praktis
4)
Metode
penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif , mulai dari metode
deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
b.
Kekurangan
1)
Pada
prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relatif panjang; karena
prosedur yang harus ditempuhpun relatif kompleks.
2)
Pendekatan
R & D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and now” , Penelitian R
& D tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena pada dasarnya
penelitian R & D pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.
contoh produk litbang apa yah
BalasHapus