A. PENGERTIAN
1. Menurut Stephen Kemmis (1983), PTK atau action
research adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri
yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a)
praktik-praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri; (b)
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat
praktik itu dilaksanakan (David Hopkins, 1993:44).
2. Sedangkan tim pelatih proyek PGSM (1999)
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
3. Sejalan dengan
pengertian diatas, Prabowo (2001)
mendefinisikan makna dari penelitian tindakan yaitu suatu penelitian yang
dilakukan kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk juga pendidikan) yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai
permasalahan dalam kelompok tersebut.
4. Definisi
tersebut diperjelas oleh pendapat Kemmis
dalam Kardi (2000) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah studi
sistematik tentang upaya memperbaiki praktik pendidikan oleh sekelompok
peneliti melalui kerja praktik mereka sendiri dan merefleksikannya untuk
mengetahui pengaruh-pengaruh kegiatan tersebut. Atau bisa disederhanakan dengan
kalimat yaitu upaya mengujicobakan ide dalam praktik dengan tujuan memperbaiki
atau mengubah sesuatu, mencoba memperoleh pengaruh yang sebenarnya dalam
situasi tersebut.
B. KEGUNAAN
Adapun kegunaan dari Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
1. Inovasi Pembelajaran
Guru perlu
mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia
mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kelasnya. Setiap tahun, Guru akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda,
karena itu, jika guru melakukan PTK yang dimulai dari persoalannya sendiri, dan
menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat
dalam proses inovasi pembelajaran.
2. Peningkatan Profesionalisme Guru
Mc Niff
(1992:9) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang untuk terbuka pada
pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian tindakan-tindakan dalam PTK
merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang
profesional akan selalu mengkaji dan melakukan penilaian secara kritis terhadap
praktik pembelajarannya. Apabila guru melihat kinerjanya sendiri, dan ia
merefleksikan apa yang telah dilakukannya, lalu ia memperbaikinya, maka pada
akhirnya guru akan mendapatkan otonominya secara profesional.
C. PRINSIP-PRINSIP
Ada 6
prinsip yang mendasari PTK yang dijelaskan Hopkin dalam Kardi (2000). Keenam
prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut:
- Tugas utama guru adalah
mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkannya sebaiknya tidak
mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
- Metode pengumpulan data yang
digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga
berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
- Metodologi yang digunakan harus
realibel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan
hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat
diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat
digunakan untuk menjawab hipotesis yang dapat dikemukakannya.
- Masalah penelitian yang diambil
oleh guru hendaknya masalah yang cukup merisaukannya dan bertolak dari
tanggung jawab profesionalnya, guuru sendiri memiliki komitmen untuk
pemecahannya.
- Dalam pelaksanaan PTK, guru
harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika
yang berkaitan dengan pekerjaannya.
- Meskipun kelas merupakan
cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh
mungkin harus digunakan Classroom Exeeding Persepective. dalam arti
permasalahan tidak dilihat secara terbatas dalam konteks kelas atau mata
pelajaran tertentu (skala mikro) melainkan dalam perspektif misi sekolah
secara keseluruhan (skala makro).
D. LAGKAH-LANGKAH
Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap yang
dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan MC Taggar,1992) yaitu Planning (rencana),
Action (tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection
(refleksi). Untuk lebih memperjelas mari kita perhatikan tahapan-tahapan
berikut:
1.
Planning
(Rencana) PLANNING (RENCANA)
Rencana
merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu.
Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk
menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini
kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi
akan lebih muda untuk mengatasi kesulitan dan mendorong para praktisi tersebut
untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan,
partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan
bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka
dalam situasi tertentu.
2. Action (Tindakan)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang
telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang
bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan.
Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam
pelaiksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan
untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.
3. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan
mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas.
Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan
yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam
pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari
tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.
4. Reflection (Refleksi
Releksi disini meliputi kegiatan : analisi, sintesis,
penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari
refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada
pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, penelitian tindakan dapat dilaksanakan
dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk
melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.
E. KELEBIHAN
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) memeliki beberapa kelebihan. Menurut Shumsky (1982)
kelebihan penelitian tindakan, antara lain sebagai berikut:
1. Kerja sama dalam penelitian tindakan
menimbulkan rasa memiliki. Kerja sama dalam proyek penelitian tindakan mungkin
memenuhi kebutuhan dalam kehidupan moderen. Kerjasama memberikan kesempatan
untuk menciptakan kelompok baru yang mendorong lahirnya rasa keterkaitan.
2. Kerja sama dalam PTK mendorong
kreatifitas dan pemikiran kritis. Dalam interaksi dengan orang lain, seseorang
akan menemukan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan
demikian mereka mereka menerima dirinya sendiri secara wajar, dan melalui
kelompok mereka akan memiliki berbagai cara dalam memecahkan masalah, banyak
saran penyelesaian, banyak analisis kritis, situasi terbuka yang mendorong kreatifitas
dan pemikiran kritis.
3. Kerja sama meningkatkan kemungkinan
untuk berubah. Mencoba sesuatu yang baru selalu mengandung resiko, dan ketika
kelompok menanggung resiko. Maka resiko perorangan menjadi kecil. Dalam
penelitian menunjukan dalam dinamika kelompok. Banyak individu lebih cepat
mengalami perubahan dibanding seseorang yang bukan anggota kelompok. Pada
hakikatnya manusia menginginkan perubahan yang progresif, sehingga melalui
penelitian ini akan mendorong individu anggota terlibat dalam perubahan
konstruktif dan progresif.
4. Kerja Sama dalam penelitian
meningkatkan kesepakatan. Peneliti tidak merasa memiliki semua fakta dan
mengetahui sema jawaban. Peneliti mencoba mengumpulkan semua fakta, dan secara
cermat menilai dan menguraikan masalahnya. Peneliti harus peka terhadap
perasaan peneliti lain dan perasaan kelompok dalam mengambil tindakan. Mereka
membantu kelompok dalam konteks yang lebih luas dari situasi dan kemungkinan
berbagai penyelesaian. Melalui kerja sama dalam penelitin tindakan orang terlatih
mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan masalah.
F.
KEKURANGAN
Selain
memiliki kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga memeliki beberapa
kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
1. Kekurangan pengetahuan dan
keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada pihak peneliti. Penelitian
lazimnya dilakukan oleh praktisi seperti guru, kepala sekolah, pengelola,
pengawas yang selalu peduli terhadap ketimpangan atau kekurangan yang ada pada
situasi kerjanya dan bertindak umtuk memperbaikinya. Karena praktisi selalu
akrab dengan situasi praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengetahuan dan
keterampilan teknik dasar penelitian. Hal ini semakin lemah karena perasaan
praktisi (guru) bahwa penelitian hanya dilakukan oleh masyarakat kampus yang
bergelut dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi pada umumnya kurang
tertarik untuk melakukan penelitian. Akibatnya mereka merasa tanpa pertolongan
konsultan mereka tidak mampu melaksanakan penelitian dan cenderung kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
2. Penelitian tindakan memerlukan
komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat
menjadi kendala besar. Praktisi yang akan melakukan penelitian tindakan kelas
harus membagi waktunya untuk melakukan tugas rutinnya dan untuk melakukan
penelitian. Akhirnya guru harus mengkonsentrasikan tidak hanya mengajar,
akibatnya atasan jarang memberikan ijin pada guru untuk melakukan penelitian
3. Kelemahan tentang konsepsi proses
kelompok. Proses kelompok dapat berjalan dengan baik sangat tergantung pada
pemimpin kelompok yang demokratis, yaitu sesorang yang memungkinkan para
anggota mengandalkan jalannya diskusi. Untuk dapat berfungsi sebagai pemimpin
demokratis, sesorang dituntut peka terhadap kebutuhan dan keinginan
anggota-anggota kelompok dalam situiasi tertentu.
4. Kesulitan mengajak orang untuk
mengadakan perubahan. Banyak orang berpandangan perubahan adalah kerja keras,
berubah dari kemapanan yang telah dinikmatinya, dan perubahan melalui melalui
penelitian tindakan kelas menuntut penyediaan tenaga, pemikiran, dan waktu
serta sikap baru. Selama orang sudah mapan dengan situasi kerjanya, selam itu
pula mereka sulit untuk diajak berubah, padahal tindakan menuntut kondisi yang
memungkinkan pelaksanaan penelitian tindakan. Kondisi-kondisi tersebut sebagai
berikut: (a) kesediaan untuk mengakui kekurangan diri, (b) kesempatan yang
memadai untuk melakukan sesuatau yang baru, (c) dorongan untuk mengemukakan
gagasan baru, (d) waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan, (e)
kepercayaan timbal balik antara orang-orang yang terlibat, (f) pengetahuan
tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta-peserta penelitian
(Hodgkonson, 1988).
G. DAFTAR
PUSTAKA
Anonim1. 2012. Kelebihan, Kekurangan, Manfaat dan Penerapan
PTK (Seri PTK 1.5).html. Diakses pada tanggal 19 April 2012.
Anonim2. 2012. Prinsip prinsip Penelitian Tindakan Kelas.htm.
Diakses pada tanggal 19 April 2012.
Anonim3. 2012. prinsip-prinsip-ptk.html. Diakses pada
tanggal 19 April 2012.
Anonim4. 2012. langkah-langkah-ptk.html. Diakses pada
tanggal 19 April 2012.
makasih . . .
BalasHapus